GarisSilsilah dan Keturunan Sunan Ampel (Raden Rahmat) Ditulis oleh Muhammad Imron Rabu, 23 Mei 2018 Tambah Komentar. Sunan Ampel adalah salah seorang wali di antara Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Ia lahir 1401 di Champa. Ada dua pendapat mengenai lokasi Champa ini.
Namundari silsilah keluarga dan catatan "Peninggalan Kepurbakalaan Kabupaten Nganjuk" tulisan Drs. Subandi, dapat diketahui bahwa bupati Berbek yang pertama adalah KRT. Sosrokoesoemo 1 (terkenal dangan sebutan Kanjeng Jimat).Pada masa pemerintahanya dapat diselesaikan sebuah bangunan masjid yangbercorak hinduistis yang bernama masjid yoni
KanjengJimat atau yang dikenal juga sebagai Kanjeng Raden Tumenggung Sosrokusumo merupakan pendiri masjid Al-Mubarok Nganjuk. Di dalam makam ini terdapat prasasti yang bertuliskan huruf arab berbahasa jawa kuno.Dok : Perjalanan 3 Wanita Trans TVLiputan dilakukan sebelum masa Pandemi Covid 19
Babadmenurut Rokhman (2014:11) berisi cerita sejarah, namun tidak selalu berdasarkan fakta. Teks babad isinya merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos, dan kepercayaan. Itulah sebabnya, babad sering disamakan dengan hikayat. Di tanah Melayu tulisan yang mirip dengan babad dikenal dengan sebutan tambo atau silsilah.
SejarahNganjuk Tahun 1811 Sejarah pemerintahan Kabupaten Pace sangat sulit diungkapkan Karena kurangnya data yang. Dari silsilah keturunan raja negeri bima, silsilah Ngarso Dalem Sampean Dalem ingkang Sinuwun Kanjeng Sulatan Hamengkubuwono1 atau asal usul Raden Tumenggung Sosrodiningrat Bupati Nayoko Wedono Lebet Gedong Tengen Rajekwesi
BatharaKatong merupakan utusan Kesultanan Demak untuk menyebarkan Islam di Ponorogo. Melihat silsilah tersebut, Ipong menjelaskan silsilah itu sudah beredar sejak 2015 saat dirinya menyalonkan
Silsilahdan Garis Keturunan Sunan Kudus. Silsilah Dan Garis Keturunan Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) Silsilah Dan Garis Keturunan Sunan Giri (Raden Ainul Yaqin) Menurut sumber-sumber primer sejarah Cirebon, Sunan Gunungjati selama hidupnya pernah menikah sebanyak 6 kali, adapun wanita-wanita yang pernah diperistri beliau adalah sebagai
Agusyang konon merupakan keturunan keenam Kanjeng Jimat menjelaskan, perkembangan Agama Islam di Kota 1001 Gua tak dapat dipisahkan dari peran Kanjeng Jimat. Bahkan pria bernama asli Joyo Niman
5BjDAL. Dalam tinjauan arkeologi Masjid Besar Al Mubaarok merupakan bukti adanya Islamisasi di Nganjuk. Kanjeng Jimat adalah Bupati pada abad ke 17. Beliau merupakan menantu dari Sultan Agung Mataram. Makam Kanjeng Jimat terdapat di belakang Masjid Al Mubaarok. Dok Perjalanan 3 Wanita Trans TVLiputan dilakukan sebelum masa Pandemi Covid 19
0% found this document useful 0 votes431 views18 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes431 views18 pagesSejarah Nganjuk Sejarah Nganjuk Tahun 1811 Sejarah pemerintahan Kabupaten Pace sangat sulit diungkapkanKarena kurangnya data yang dapat menjelaskan keberadaannya. Demikian pula halnya denganmata rantai hubungan antara kabupaten pace dengan Kabupaten Berbek. Sehubungan denganhal tersebut maka pembahasan tentang sejarah pemerintahan Kabupaten Nganjuk dimulai darikeberadaan Kabupaten Berbek Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapatdalam buku tulisan Peter Carey yang b erjudul ‖Orang jawa dan masyarakat Cina 1755 - 1825‖, penerbit pustaka Azet, Jakarta,1986;diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut, ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4daerah, yaitu Berbek, Godean dan Kertosono. Dengan catatan, bahwa Berbek, Godean,Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan KasultananYogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara Kasunanan SurakartaTimbul pertanyaan, apakah keempat daerah tersebut mempunyai status sebagai daerahkabupaten yang dipimpin oleh seorang bupati Raden Tumenggung atau berstatus lain? Darisilsilah keturunan raja negeri bima, silsilah Ngarso Dalem Sampean Dalem ingkang SinuwunKanjeng Sulatan Hamengkubuwono1 atau asal usul Raden Tumenggung SosrodiningratBupati Nayoko Wedono Lebet Gedong Tengen Rajekwesi dapat diperoleh kesimpulan bahwamemang benar daerah-daerah tersebut pada waktu itu merupakan daerah kabupaten. Adapunpenguasa daerah Berbek dan Godean dapat dijelaskan sebagai berikut1. Raja bima mempunyai seoarang putra, yaitu Haji Datuk Sulaeman, yang menikah denganputri Kyai Wiroyudo dan berputra empat orang yaitu Nyai Sontoyudo, Nyai Honggoyudo, Kyai Derpoyudo, Nyai Damis Nyai Honggoyudo berputraRaden Ayu Rongso Sepuh, Raden Ayu Tumenggung Sosronegoro, Raden Ngabei Kertoprojo,Mas Ajeng Raden Tumenggung Sosronegoro I, Bupati Grobongan, mempunyai putra sebanyak 30orang, antara lain Raden Tumenggung Sosrodiningrat I putra I, Reden Tumenggung Sosrokoesoemo I putraVII, Raden Tumenggung Sosrodirjo putra ke XXIII.4. Raden Tumenggung Sosrokoesoemo I adalah Bupati Berbek sebelum pecah dengan Godean Berputra sebanyak 19sembilan belas orang ,antara lain RMT Sosronegoro IIputra ke-2 dan RT. Sosrokoesoemo II putra ke-11.Menurut pengamatan penulis, ketika RT Sosrokoesoemo I meninggal dunia, telah digantikanadiknya, yakni RT Sosrodirdjo sebagai Bupati Berbek. Setelah itu Berbek di pecah menjadidua daerah, yaitu Berbek dan Godean. RT Sosrodirdjo tetap memimpin daerah Berbek,sedangkan Godean dipimpin oleh keponakannya yaitu RMT Sosronegoro II putra kedua dariRT Sosrokoesoemo I. Selanjutnya, menurut perkiraan, setelah kedua bupati tersebut pensiun,Kabupaten Berbek yang dipimpin oleh RT Sosrokoesoemo II Putra ke-11 I.Tentang Kabupaten Nganjuk dan Kertosono belum dapat diungkapkan lebih jauh, karenadalam perkembangan selanjutnya kedua daerah tersebut bergabung manjadi satu dengandaerah Berbek, yang diperkirakan terjadi sebelum tahun 1852. Adapun bupati Nganjuk sekitartahun 1830 adalah RT Brotodikoro, sedangkan bupati Kertosono adalah RT Soemodipoero. Tahun 1830 Perjanjian SeprehPada tanggal 3 juli 1830 atau tanggal 12 bulan suro tahun 1758, telah diadakan suatupertemuan di Pendopo Sepreh oleh Raad Van Indie Mr. Pieter Markus, Ridder Van de OrdeVan de Nederlandsche leeuw, Commisaris ter Regelling de Vorstenlanden untuk mengaturdaerah-daerah mancanegara kesunanan Surakarta atau kesultanan Yogyakarta, sebagai tindak lanjut dari persetujuan antara Neterlandsch Gouverment dengan yang mulia saat itu akanditempatkan dibawah pengawasan dan kekuasan Nederlandsch Gouverment. Keesokan harinya, pertemuan tersebut telah menghasilkan ―Perjanjian Sepreh Tahun 1830‖ yang ditandatangani dengan teraan-teraan cap dan bermaterai oleh 23 Bupati dari residensikediri dan residensi Madiun, dengan disaksikan oleh Raad Van Indie, Komisaris yangmengurus daerah-daerah kraton serta tuan-tuan Van Lawick Van Pabst dan de Solis,residen Rembang. Berdasarkan persetujuan tersebut mulai saat itu Nederlandsch Gouvermentmelaksanakan pengawasan tertinggi dan menguasai daerah-daerah dicermati, ternyata salah satu dari 23 Bupati yang telah ikut menandatanganiperjanjian tersebut adalah raden Tumenggung Brotodikoro, regency van Ngandjoek. Mengapademikian hal itu dapat dijelaskan sebagai berikutBahwa yang mengikuti pertemuan di Pendopo Sepreh hanyalah bupati-bupati mancanegara dari Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta, sedangkan bupati Berbek dan bupatiKertosono, sebagaimana diuraikan dimuka, adalah merupakan bupati dari daerah-daerah yangtelah dikuasai dan mulai tunduk dibawah pemerintah belanda jauh uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sejak adanya Perjanjian Sepreh1830, atau tepatnya tanggal 4 juli1830, maka semua kabupaten di Nganjuk Berbek,Kertosono dan Nganjuk tunduk dibawah kekuasaan dan pengawasan Setelah Perjajian SeprehPada tanggal 31 Agustus 1830, atau hampir dau bulan setelah Perjanjian Sepreh, pemerintahanHindia Belanda mengadakan penataan-penataan / pengaturan-pengaturan atas kabupaten-kabupaten yang telah berada dibawah pengwaasan dan kekuasaanya. Tentang penataan inidapat dilihat dalam surat pemerintahan Hindia Belanda Semarang, 31 Agustus1830, yang berisikan tentang hasil konferensi dari Gubernur Jendral dengan komisaris-komisaris yang mengurus / mengatur daerah-daerah hasil konferensi tersebut, kemudian keluar satu keputusan tetang rencana dari PemerintahHindia Belanda, yang antara lain menerangkan bahwaPertama Menentukan bahwa daerah mancanegara bagian timur akan terdiri dari duaresidensi, yaitu Residensi Kediri dan Residensi Bahwa Residensi Madiun akan terdiri dari kabupaten-kabupaten Kedirie, Kertosono,Ngandjoek, Berbek, Ngrowo dan Kalangbret. Dan selanjutnya dari Distrik-distrik Blitar,Trenggalek, Kampak dan yang lebih timur sampai dengan batas-batas dari Malang, baik batasdari kabupaten-kabupaten maupun distrik juga akan diatur Bahwa Residensi Kediri akan terdiri dari kabupaten-kabupaten Kedirie, Kertosono,Ngandjoek, Berbek, Ngrowo dan Kalangbret. Dan selanjutnya dari Distrik-distrik Blitar,Trenggalek, Kampak dan yang lebih ke Timur sampai dengan batas-batas dari Malang, baik batas dari Kabupaten-kabupaten maupun Distrik-distrik juga akan diatur realisasinya, pada kurun waktu empat bulan kemudian ditetapkanlah Resolusi No 10Tanggal 31 Desember 1830, yang berisikan tentang pelaksanaan dari Skep. Tanggal 31Agustus 1830 tersebut di lebih jelasnya dapat dilihat dalam isi Resolusi tersebut, khususnya pada bagiankeempat, yang antara lain berbunyi sebagai berikut Keempat juga sangat disayangkan, dari Skep, tanggal 31 Agustus Y1. La. No 1 terpaksadisetujui diperkuat dua Residensi dalam kabupaten-kabupaten.
SEJARAH ISLAM DI KABUPATEN NGANJUK PADA MASA KANJENG JIMAT Sejarah keberadaan Kabupaten Berbek “cikal bakal” Kabupaten Nganjuk sekarang ini. Dikatakan “cikal bakal” karena ternyata kemudian bahwa alur sejarah kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan Kabupaten Berbek dibawah kepemimpinnan Radeen Toemenggoeng Sosrokoesoemo tepatnya daerah Berbek mulai menjadi suatu daerah yang berstatus kabupaten, kiranya masih sulit diungkapkan. Namun dari silsilah keluarga dan catatan ”Peninggalan Kepurbakalaan Kabupaten Nganjuk” tulisan Drs. Subandi, dapat diketahui bahwa bupati Berbek yang pertama adalah KRT. Sosrokoesoemo 1 terkenal dangan sebutan Kanjeng Jimat.Pada masa pemerintahanya dapat diselesaikan sebuah bangunan masjid yangbercorak hinduistis yang bernama masjid yoni Al Mubaarok. Terdapat sinengkalan huruf arab berbahasa jawa yang berbunyi Bagian depan Ratu Pandito Tata Terus 1759 Bagian Bawah Ratu Nitih Buto Murti1758 Kanan/kiri Ratu Pandito Tata Terus 1759 Belakang Ratu Pandito Tata Terus 1759 Kanjeng Raden Toemenggoeng SosrodirdjoSetelah KRT Sosrokoesoemo meninggal dunia tahun 1760 Leno Sarosa Pandito Iku, sebagai penggantinya adalah Kanjeng Raden Toemenggoeng Sosrodirdjo. Mendekati tahun 1811, Kabupaten Berbek pecah menjadi 2dua, yaitu Kabupaten Berbek dan Kabupaten Godean. Sebagai bupati Godean adalah Raden Mas Toemenggoeng Sosronegoro menjadi satu komplek dengan masjid al-Mubarok. Makam kanjeng jimat ada pada posisi 6 dari timur. Secara fisik, panjang kijingan makam Secara geografis makam kanjeng jimat berada di desa kacangan atau letak berukuran 2,60 m, lebar 0,90 m, dan tinggi 0,50 m serta tinggi nisan 0,95 m. diutara makam terdapat payung tingkat bagian selatan kijingan terdapat prasasti memakai huruf Arab, namun menggunakan bahasa Jawa yang berbunyi “Punikao Pasarean Kanjeng Ratu Toemenggung Sosro Kusumo”. Selain itu makam ditutup dengan kelambu putih dan kuning 3,40 diberi kerangka dari kayu jati yang berukuran tinggi 2 m dan panjang 3,40 m. Masjid Al Mubarak merupakan salah satu bangunan religi yang mengandung unsur sejarah di Kabupaten Nganjuk. Anda dapat menjumpai masjid ini di kawasan kecamatan Berbek, tepatnya di sebelah barat alun-alun prasasti Sosrokusumo yang ada di dinding Masjid disebutkan bahwa Masjid ini telah didirikan pada tahun 1745 Masehi. Masjid Al Mubarak ini memiliki ciri khas arsitektur yang kental dengan unsur Jawa. Berbagai ukiran pada kayu jati memenuhi langit-langit dan mimbar masjid. Bagi sebagian masyarakat Nganjuk kedudukan kanjeng jimat mempunyai arti tersendiri. Beliau orang yang dianggap paling berjasa terhadap keberadaan Nganjuk selanjutnya. Makam kanjeng jimat tak pernah sepi dari peziarah, baik siang maupun malam hari. Yang melakukan ziarah, tidak hanya berasal dari Nganjuk, tetapi juga ada yang berasal dari Kediri, Tulungagung, Blitar, Bojonegro, Malang, Madiun, Jombang dan Jimat adalah seorang bupati ke-5 dikadipaten berbek dan sebagai bupati pertama di kabupaten Nganjuk. Kanjeng jimat sesuai data dokumen “Surabaya Post” yang dijelaskan pada tahun 1930, adalah putra menantu sultan Agung Mataram yang sangat gigih dalam menentang penjajah Belanda. Sumber